Minggu, 09 November 2014

Setahun sudah...

Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh. Bagaimana kabarnya istriku yang cantik? Semoga makin cantik, sehat sejahtera dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin..

Tidak terasa setahun sudah usia pernikahan kita. Banyak peristiwa yang telah kita lalui bersama. Baik itu suka maupun duka. Semoga saja masih lebih banyak sukanya dibanding dukanya ya :) Hehe..

Sedikit mengingatkan peristiwa tepat setahun yang lalu. Bukan mengingatkan tentang tata dekorasi ruangan resepsi. Atau bagaimana enaknya makanan walimahan kita. Juga bukan kostum cantik yang melekat di tubuh indahnya yayank. Atau tetek bengek pesta pernikahan, yang jauh sebelum acara terselenggara sudah banyak menyita waktu, dana dan pikiran banyak orang. Hihi.. Sudahlah, itu telah berlalu. Cukup dikenang indahnya perjuangannya saja, bukan lelahnya.

Tapi ada satu peristiwa yang paling penting yang harus selalu kita ingat. Peristiwa yang saking pentingnya hingga menggetarkan 'arsy Allah. Peristiwa yang menjadi inti dari sebuah pernikahan, yaitu IJAB KABUL. Ijab kabul sejatinya adalah sebuah perjanjian yang kuat, yang oleh Allah disebut sebagai sebuah ikatan yang kokoh. Ucapan yang enteng dilafalkan, tapi sangat berat tanggung jawabnya. Dengan ucapan ini, sesuatu yang haram bisa jadi halal. Suatu ucapan yang lebih mirip sebagai suatu transaksi penyerahan tanggung jawab sepenuhnya seorang wanita dari walinya ke seorang laki-laki yang mungkin baru dikenalnya. Yang dengannya, juga menunjukkan kerelaan seorang wanita untuk dipimpin oleh seorang laki-laki yang kelak akan menjadi suaminya. Inilah esensi ijab kabul, suatu perjanjian yang bukan main-main. Semoga kita selalu memegang teguh perjanjian ini. Aamiin..

Skalian curhat ya.. Beberapa waktu sebelum setahun yang lalu. Saat saya masih dalam pencarian (asiik.. Hihi). Mungkin penggalan nasyid yang saat itu sering saya dengar bisa menggambarkan keadaannya. Sepuluh malam terakhir romadhon terakhir saya jadi jomblo.

    Bersaksi cinta di atas cinta
    Dalam alunan tasbih ku ini
    Menerka hati yang tersembunyi
    Berteman di malam sunyi penuh do’a

    Sebut namamu terukir merdu
    Tertulis dalam sajadah cinta
    Tetapkan pilihan sebagai teman
    Kekal abadi hingga akhir zaman

    Istikharah cinta memanggilku
    Memohon petunjukmu
    Satu nama teman setia
    Naluriku berkata

    Di penantian luahan rasa
    Teguh satu pilihan
    Pemenuh separuh nafasku
    Dalam mahabbah rindu

    Diistikharah cinta….

Dan Alhamdulillaah, kamu menjadi jawaban istikharah cinta yang paling tepat bagi saya yang diberikan Allah melalui petunjukNya. Dan saya sangat bersyukur akan hal itu. Saya merasa menjadi seorang laki-laki yang diberikan anugerah besar oleh Allah berupa istri yang cantik, baik dan insya Allah solehah, yang harus saya jaga baik-baik. Dan luar biasanya lagi, melalui yayank saya dianugerahi lagi suatu amanah berupa anak yang cantik dari rahim yayank. Subhanallaah..

Sayang, sebagai suami dan penanggung jawab kamu dan anak kita Haura Adzkiya Amanyah, saya mohon doa, dukungan serta bantuannya. Saya tidak bisa menjalankan amanah ini seorang diri. Mari kita menjadi tim yang solid. Saya juga mohon maaf kalau saya belum bisa menjadi pemimpin, suami atau ayah yang baik dalam setahun ini. Saya sadar masih banyak kekurangan. Maafkan klo sebagai pemimpin saya bawel atau banyak mengatur, tapi itu karena saya sayang dan berusaha memastikan bahwa semua berjalan sesuai koridor syariahNya. Kalau ada perbuatan saya yang di luar koridor minta tolong diingatkan dengan baik. Karena saya bukan manusia tanpa dosa, bahkan banyak kekurangan.

Semoga Allah selalu memberikan kita petunjuk untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Perjalanan kita masih panjang, insya Allah sampai akhirat sana.. Aamiin...

Untukmu istriku
Dari suamimu yang menyayangimu karena Allah.


fitgas